Jakarta - Inter Milan menutup tur
mereka ke Indonesia dengan kemenangan. Menghadapi tim Indonesia
Selection, skuad arahan Andrea Stramaccioni itu menang dengan skor 4-2.
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (26/5/2012) malam WIB, Indonesia turun dengan tim yang berisikan dua legenda nasional, Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti. Bima bermain sebagai starter, sementara Kurniawan ada di bangku cadangan. Pelatih Nil Maizar juga memainkan Patrich Wanggai dan Ferdinand Sinaga sejak awal.
Dari kubu Inter, Stramaccioni memainkan Javier Zanetti, namun memberikan ban kapten kepada Ivan Cordoba yang bakal berpisah dengan tim karena gantung sepatu. Stramaccioni juga memasukkan Maicon, Esteban Cambiasso, Diego Milito, dan Phillipe Coutinho di starting XI. Coutinho tampil brilian.
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (26/5/2012) malam WIB, Indonesia turun dengan tim yang berisikan dua legenda nasional, Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti. Bima bermain sebagai starter, sementara Kurniawan ada di bangku cadangan. Pelatih Nil Maizar juga memainkan Patrich Wanggai dan Ferdinand Sinaga sejak awal.
Dari kubu Inter, Stramaccioni memainkan Javier Zanetti, namun memberikan ban kapten kepada Ivan Cordoba yang bakal berpisah dengan tim karena gantung sepatu. Stramaccioni juga memasukkan Maicon, Esteban Cambiasso, Diego Milito, dan Phillipe Coutinho di starting XI. Coutinho tampil brilian.
Ia membuka keunggulan Inter ketika pertandingan baru berjalan empat menit. Berawal dari bola yang diberikan Jonathan, Maicon melepaskan sebuah tembakan dari luar kotak penalti. Namun, tembakan Maicon masih bisa dihalau pertahanan Indonesia. Bola muntah kemudian jatuh di kaki Coutinho yang langsung melepaskan tembakan ke sudut bawah sebelah kanan gawang Markus Harrison.
Namun, keunggulan Inter hanya bertahan tujuh menit. Dengan dimotori oleh Okto Maniani dan Ellie Aiboy, Indonesia kerap menekan dari sisi lapangan. Okto kemudian menjadi salah satu aktor dari hadirnya gol pertama Indonesia. Umpan silangnya dari sisi kiri gagal dibuang dengan sempurna oleh Cambiasso. Imbasnya, Patrich Wanggai yang berada di luar kotak penalti leluasa melepaskan tembakan jarak jauh. Gawang Paolo Orlandoni bobol.
Selanjutnya, Inter mengurung pertahanan Indonesia. Mereka kerap melakukan serangan dari sisi kanan yang ditempati Maicon dan Jonathan. Diego Michiels pun harus bekerja keras. La Beneamata juga kerap memanfaatkan longgarnya pertahanan Indonesia dengan umpan-umpan terobosan atau umpan jauh. Sial bagi mereka, beberapa peluang mentah lantaran penyelesaian akhir kurang baik atau ditepis Markus.
Inter akhirnya unggul ketika pertandingan memasuki menit 42. Umpan Jonathan langsung disambut oleh Milito dan langsung melakukan operan satu-dua dengan Coutinho, sebelum nama yang disebut terakhir menceploskan bola ke gawang Markus dengan tenang. Babak pertama berakhir dengan keunggulan 2-1 untuk Inter.
Di babak kedua, dominasi Inter kian kentara. Sementara pertahanan Indonesia masih longgar dan kerap dieksploitasi dengan cara yang sama seperti di babak pertama. Giampaolo Pazzini, yang masuk menggantikan Samuele Longo di babak kedua, mencetak dua gol. Gol pertamanya hadir juga dengan diawali umpan lob dari Cambiasso.
Menerima bola dari Cambiasso yang berada di sisi kiri, penyerang yang mengenakan nomor 7 itu langsung melakukan sontekan untuk menaklukkan Markus. Kiper berkepala plontos itu pun hanya bisa pasrah menyaksikan gawangnya kemasukan lagi.
Pazzini membuat gol keduanya di menit ke-74 setelah menerima umpan terobosan dari Milito. Serbuannya gagal ditahan bek-bek Indonesia sehingga ia dengan mudah melepaskan tendangan ke gawang Markus.
Indonesia akhirnya memperkecil skor lewat Yoshua Pahabol di menit ke-92. Gol tersebut diawali dengan aksi ciamik Valentino yang melakukan tusukan dari sisi kiri. Ia merangsek hingga ke dalam kotak penalti sebelum akhirnya melepaskan umpan ke depan gawang Inter. Yang selanjutnya terjadi adalah "text-book"; Pahabol menyelesaikannya dengan satu sontekan.
Pertandingan berakhir tak lama setelahnya. Zanetti pun berkeliling stadion untuk menyapa sekaligus berterima kasih kepada pendukung Inter di Indonesia.
Susunan Pemain
Indonesia Selection: 12-Markus Harisson (22-Syamsidar 77), 4-Diego Michiels, 14-Abdul Rahman, 17-Hari Saputra (18-Valentino 82), 21-Hengky Ardiles (15-M Bachtiar 72), 8-Ellie Aiboy (10-Kurniawan Dwi Yulianto 53), 11-Bima Sakti, 13-Lucky Wahyu (7-Busari 42), 23-Okto Maniani (6-Yoshua Pahabol 78), 3-Ferdinand Sinaga (9-Irfan Bachdim 30), 5-Patrich Wanggai (25-Titus Bonai 56).
Inter Milan: 21-Paolo Orlandoni (12-Luca Castellazzi 45), 2-Ivan Cordoba, 4-Javier Zanetti (48-Lorenzo Crisetig 90), 13-Maicon, 25-Walter Samuel (24-Paolo Hernan Dellafiore 59), 42-Jonathan (34-Cristiano Biraghi 69), 17-Angelo Palombo (18-Andrea Poli 45), 19-Esteban Cambiasso, 29-Coutinho, 22-Diego Milito, 81-Samuele Longo (7-Giampaolo Pazzini 45).
Stramaccioni
"Ini seperti pertandingan sesungguhnya, bukan sekadar eksibisi. Buktinya, pemain Inter harus berjibaku menghadapi perlawanan Indonesia. Mereka tim yang sangat kompetitif," kata pelatih berusia 36 tahun itu saat menggelar konferensi pers seusai laga.
"Kedua tim bermain sangat baik. Hal itu terlihat dari jumlah gol yang sudah terjadi dalam dua pertandingan ini. Secara keseluruhan, saya tidak melihat kelemahan yang diperlihatkan Indonesia. Saya justru mencermati mengenai titik lemah Inter," sambungnya.
Terakhir Stramaccioni pun melontarkan pujian kepada suporter Inter di GBK yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan selama 90 menit plus juga sportivitas yang ditunjukkan oleh para pemain Indonesia.
"Sportivitas indonesia sangat luar biasa. Sangat menyenangkan bisa bertanding di stadion seperti ini. Sambutan yg diberikan sangat meriah," pungkasnya.
Ivan Cordoba
Ivan Cordoba sudah mengucapkan salam perpisahan dengan Inter Milan di Jakarta. Allenatore Andrea Stramaccioni menyebut Nerazzurri akan merindukan sosok Cordoba di atas lapangan.
Setelah 13 tahun lamanya berseragam biru-hitam, Cordoba akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Inter akhir musim ini. Selama bermukim di Giuseppe Meazza, ia membuat 18 gol di dalam 454 pertandingan bersama La Beneamata. Pantas jika Cordoba disebut sebagai salah satu legenda hidup klub tersebut.
Setelah 13 tahun lamanya berseragam biru-hitam, Cordoba akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Inter akhir musim ini. Selama bermukim di Giuseppe Meazza, ia membuat 18 gol di dalam 454 pertandingan bersama La Beneamata. Pantas jika Cordoba disebut sebagai salah satu legenda hidup klub tersebut.
Tur Inter di Indonesia selama empat hari dan terlibat dalam dua laga
melawan Liga Selection dan Indonesia Selection, menandai partai-partai
terakhir bek asal Kolombia itu berseragam 'Biru-Hitam'. Ia pun mendapat
kehormatan bermain 90 menit di kedua laga tersebut.
Bahkan di laga kedua, Sabtu (26/5/2012) malam WIB, Cordoba diberi kehormatan untuk mengenakan ban kapten, meskipun di saat bersama Javier Zanetti juga bermain.
Dapat dibilang ini adalah sebuah pemandangan yang cukup langka, mengingat Cordoba dan Zanetti sama-sama menjadi starter dan tampil di lapangan, tetapi ban kapten jusru melingkar di lengan Cordoba dan bukannya Zanetti.
"Cordoba sangat dekat dengan Inter. Dia sudah bermain lama untuk Inter Milan. Inter pasti akan merindukan Cordoba," tukas Stramaccioni dalam sesi jumpa pers usai laga.
Arrivederci, Cordoba.
Bahkan di laga kedua, Sabtu (26/5/2012) malam WIB, Cordoba diberi kehormatan untuk mengenakan ban kapten, meskipun di saat bersama Javier Zanetti juga bermain.
Dapat dibilang ini adalah sebuah pemandangan yang cukup langka, mengingat Cordoba dan Zanetti sama-sama menjadi starter dan tampil di lapangan, tetapi ban kapten jusru melingkar di lengan Cordoba dan bukannya Zanetti.
"Cordoba sangat dekat dengan Inter. Dia sudah bermain lama untuk Inter Milan. Inter pasti akan merindukan Cordoba," tukas Stramaccioni dalam sesi jumpa pers usai laga.
Arrivederci, Cordoba.
Javier Zanetti
Sambutan meriah fans Inter Milan di Jakarta sudah membuat Javier Zanetti terkesan. Kapten La Beneamata itu pun mengaku ingin kembali mengunjungi Indonesia di masa mendatang.
Selama berada di Jakarta Inter mendapat sambutan istimewa dari para
fansnya. Banyak fans yang menunggu di hotel tempat mereka menginap hanya
untuk bertemu idolanya dan meminta tanda tangan serta berfoto bersama.
Di stadion sambutan lebih meriah lagi dan GBK pun disulap menjadi
seperti Giuseppe Meazza.
Tak henti-hentinya puluhan ribu Interisti meneriakkan nama-nama pemain dan disambut langsung dengan tepuk tangan dari Zanetti, Giampaolo Pazzini, Esteban Cambiasso, Diego Milito dan yang lainnya.
Atmosfer seperti inilah yang ternyata sudah membuat Zanetti senang dan mengatakan ingin kembali lagi menyambangi Indonesia.
"Atmosfer di stadion ini sungguh luar biasa. Pertandingan-pertandingan di sini bagus sekali. Para penonton luar biasa," tutur Zanetti di area mixed zone.
"Soal apakah Inter akan bermain lagi di Indonesia, itu urusan klub. Tapi yang pasti kalau diperbolehkan, saya ingin kembali lagi datang ke sini," pungkas pesepakbola 38 tahun itu.
Tak henti-hentinya puluhan ribu Interisti meneriakkan nama-nama pemain dan disambut langsung dengan tepuk tangan dari Zanetti, Giampaolo Pazzini, Esteban Cambiasso, Diego Milito dan yang lainnya.
Atmosfer seperti inilah yang ternyata sudah membuat Zanetti senang dan mengatakan ingin kembali lagi menyambangi Indonesia.
"Atmosfer di stadion ini sungguh luar biasa. Pertandingan-pertandingan di sini bagus sekali. Para penonton luar biasa," tutur Zanetti di area mixed zone.
"Soal apakah Inter akan bermain lagi di Indonesia, itu urusan klub. Tapi yang pasti kalau diperbolehkan, saya ingin kembali lagi datang ke sini," pungkas pesepakbola 38 tahun itu.
Paolo Orlandoni
Paolo Orlandoni memang baru
bermain di laga kedua Inter Milan melawan Indonesia Selection, Sabtu
(26/5/2012) malam WIB. Namun, sambutan meriah puluhan ribu suporter
'Biru Hitam' di Stadion Utama Gelora Bung Karno membuatnya merasa
seperti bermain di markas Inter sendiri, Giuseppe Meazza.
Dalam laga kali ini Orlandoni dipasang sebagai starter menggantikan Rafaelle Di Gennaro yang bermain selama 90 menit di laga pertama kontra Liga Selection dua hari lalu.
Dalam laga kali ini Orlandoni dipasang sebagai starter menggantikan Rafaelle Di Gennaro yang bermain selama 90 menit di laga pertama kontra Liga Selection dua hari lalu.
Kiper ketiga Inter berusia 39 tahun itu akhirnya digantikan di babak
kedua oleh Luca Castelazzi. Meski hanya 45 menit merasakan bermain di
atas rumput SUGBK, Orlandoni sudah terkesan dengan penyambutan puluhan
ribu Interisti yang memadati stadion dan tak lelah bernyanyi sepanjang
90 menit laga.
"Tifosi di sini sungguh luar biasa. Saya seperti merasa bermain di Giuseppe Meazza saya sangat senang dengan kedatangan ke Indonesia saat ini," tukas Orlandoni di mixed zone usai laga.
"Indonesia mencintai para pemain Inter dan saya senang dengan itu," tutup Orlandoni yang berencana menjadi pelatih kiper di Nerazzurri usai pensiun nanti.
"Tifosi di sini sungguh luar biasa. Saya seperti merasa bermain di Giuseppe Meazza saya sangat senang dengan kedatangan ke Indonesia saat ini," tukas Orlandoni di mixed zone usai laga.
"Indonesia mencintai para pemain Inter dan saya senang dengan itu," tutup Orlandoni yang berencana menjadi pelatih kiper di Nerazzurri usai pensiun nanti.
Bima
Sakti
Javier Zanetti memuji Bima
Sakti sebagai pemain Indonesia Selection yang paling mencuri perhatian
di laga persahabatan kontra Inter Milan. Tak ayal Bima Sakti merasa
tersanjung dengan pujian dari pesepakbola asal Argentina itu.
"Pemain yang menyulitkan di laga ini? Bima sakti," sahut Zanetti sambil menunjuk Bima saat konferensi pers berlangsung, ketika ia ditanya siapa pemain Indonesia Selection yang paling menyulitkan Inter.
Bima Sakti sebenarnya tidak lagi bisa dibilang muda untuk ukuran pesepakbola. Tetapi pada usianya yang sudah menginjak angka ke-36, ia masih mampu tampil menonjol di lini tengah Indonesia Selection saat melawan Inter.
Terkait pujian dari Zanetti, yang usianya dua tahun lebih tua darinya, Bima Sakti mengaku bersyukur masih dinilai sebagai seorang pesepakbola tangguh. Ia juga berharap laga kontra Inter itu dapat dijadikan para yuniornya untuk belajar dalam menimba ilmu dari pesepakbola mancanegara.
"Alhamdulillah saya mendapat pujian dari Zanetti. Saya senang sekali," tutur Bima.
"Mudah-mudahan pertandingan ini jadi pengalaman bagus buat pemain muda," pungkasnya.
"Pemain yang menyulitkan di laga ini? Bima sakti," sahut Zanetti sambil menunjuk Bima saat konferensi pers berlangsung, ketika ia ditanya siapa pemain Indonesia Selection yang paling menyulitkan Inter.
Bima Sakti sebenarnya tidak lagi bisa dibilang muda untuk ukuran pesepakbola. Tetapi pada usianya yang sudah menginjak angka ke-36, ia masih mampu tampil menonjol di lini tengah Indonesia Selection saat melawan Inter.
Terkait pujian dari Zanetti, yang usianya dua tahun lebih tua darinya, Bima Sakti mengaku bersyukur masih dinilai sebagai seorang pesepakbola tangguh. Ia juga berharap laga kontra Inter itu dapat dijadikan para yuniornya untuk belajar dalam menimba ilmu dari pesepakbola mancanegara.
"Alhamdulillah saya mendapat pujian dari Zanetti. Saya senang sekali," tutur Bima.
"Mudah-mudahan pertandingan ini jadi pengalaman bagus buat pemain muda," pungkasnya.
http://sport.detik.com/sepakbola/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Prok - prok - prok... "Apa Komentar Anda?"