Jumat, 25 Mei 2012

Persyaratan Drilling Personnel


Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi sektor industri minyak dan gas bumi serta panas bumi harus mempunyai standar kopetensi kerja nasioanal indonesia yaitu dalam bentuk sertifikasi. Adapun syarat-syarat sertifikasi yang harus dimiliki tiap posisi atau bagian adalah sebagai berikut :

1. Toolpusher (atau kadang2 disebut juga rig superintendent di rig2 kecil):
Toolpusher (atau Rig Superintendent) ini mewakili drilling contractor di lokasi pengeboran. Toolpusher bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan drilling operations (dan hal2 lain yang berhubungan dengan operations) 24 jam sehari. Toolpusher biasanya orang yang berpengalaman di lapangan pengeboran dan memulai kariernya dari bawah: bisa dari floorman, derrickman, pump man dan driller. Biasanya orang ini juga menguasai semua peralatan drilling, dengan pendidikan dan pelatihan2 tambahan untuk diangkat menjadi Toolpusher.


Sertifikat yang dibutuhkan:

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Ahli Pengendali I –> Untuk offshore floater (drill ship, semi-submersible drilling rigs).

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Ahli Pengendali II –> Untuk offshore drilling rigs type duduk (jack-up rig atau swamp barge).

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Ahli Pengendali III –> Untuk operasi drilling rig di darat.

- Pendidikan Minimum: SLTA dengan minimum pengalaman 7 tahun dengan 3 tahun sebagai driller ATAU sarjana teknik (atau ijasah AKAMIGAS jurusan bor) dengan 4 tahun pengalaman termasuk 2 tahun sebagai driller.

2. Driller: Ini orang yang bertanggung jawab langsung dalam pengendalian alat2 bor. Dia bertanggung jawab dalam mengawasi dan menghandle drilling operation secara langsung bersama para drilling crew di lantai bor. Driller berada di rig floor dan mengontrol langsung semua aktifitas di rig floor. Dalam memonitor operasi, Driller dilengkapi dengan intrumen2 kontrol yang ada di driller’s console panel, seperti alat untuk memonitor tekanan, pump strokes, hook load, weight on bit, torsi, dsb.

Sertifikat yang dibutuhkan seorang driller:

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Juru Bor I –> Untuk offshore floater (drill ship, semi-submersible drilling rigs).

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Juru Bor II –> Untuk offshore drilling rigs type duduk (jack-up rig atau swamp barge).

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Juru Bor III –> Untuk operasi drilling rig di darat.

- Pendidikan Minimum: SLTA dengan minimum pengalaman 4 tahun dengan 2 tahun pengalaman sebagai derrickman ATAU berijasah AKAMIGAS jurusan Bor dengan 2 tahun pengalaman termasuk 1 tahun sebagai Derrickman.

3. Derrickman:
Sesuai dengan namanya, orang ini bertugas “di atas” menara / derrick pada suatu platform yang disebut “monkey board” (tapi bukan monyet lho ya :-)) setinggi kira2 90ft di atas rig floor (untuk rig2 besar). Tugasnya membantu dalam mencabut / menurunkan pipa bor dan menyandarkannya di pipe rack di derrick. Selama drilling, derrickman biasanya juga bertugas sebagai asisten driller dan atau di daerah pompa Lumpur atau fasilitas drilling fluid treatment lainnya.

Sertifikat yang dibutuhkan seorang derrickman:

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Operator Menara Bor I –> Untuk offshore operations.

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Operator Menara Bor II -> Untuk onshore operations.

- Pendidikan Minimum: SLTP dengan pengalaman minimum 3 tahun sebagai roughneck / floor man.

4. Floormen atau roughnecks atau rotary helpers:
Biasanya 1 crew terdiri dari 2-3 orang dan bertugas di rig floor untuk menangani alat2 drilling, membantu driller. Floormen ini adalah pekerja di garis depan di rig floor dan pekerjaan mereka ter-exposed langsung dengan berbagai drilling hazards yang bisa membawa resiko masing2. Oleh karena itu, training dan pengalaman yang cukup merupakan kunci utama untuk menghindarkan diri dari setiap insiden di rig floor.

Sertifikat yang dibutuhkan seorang floorman:

- Sertifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Operator Lantai Bor I –> Untuk offshore operations.

-Sert ifikat Tenaga Teknik Khusus Pemboran Tingkat Operator Lantai Bor II -> Untuk onshore operations.

- Pendidikan Minimum: SLTP dengan pengalaman minimum 2 tahun sebagai roustabout (atau pekerja pembantu pemboran).


Perbedaan Driller dengan Drilling Engineer


Beriukut ini penjelasan perbedaan antara Driller dengan drilling Engginer.

Driller adalah orang yang memegang kontrol alat2 bor di rig floor. Laksana “pilot” di pesawat atau “supir” di mobil, driller bertanggung jawab terhadap pengawasan sepenuhnya semua aktifitas di rig floor. Di tangannya driller memegang “brake” yang mengendalikan sistem pengeboran di rig. Di depan matanya terbentang drilling console yang berisi berbagai instrumen pengeboran (WOB, RPM, Pump Pressure, Torsi, Hook Load, dsb). Selain itu, driller juga harus mengawasi setiap pergerakan dan aktifitas orang2 di sekitarnya. Sebab bila tidak, bisa berakibat fatal bagi orang lain, atau dirinya sendiri dan atau operasi pengeboran secara keseluruhan.

Oleh sebab itu, untuk menjadi driller di sebuah rig, adalah wajib hukumnya bagi seorang driller untuk memiliki sertifikat resmi (lihat posting saya tertanggal 24 Oktober di bawah ini). Karier seorang driller bisa dimulai dari bawah: selain pendidikan formal di sekolah (minimum SMA), dia bisa juga begerak dari floorman, terus derrick-man/ pump-man, assisten driller dan akhirnya menjadi driller. Tentu untuk setiap tingkatan harus diisi dengan pelatihan2 khusus sebagai tambahan.

Drilling engineer adalah orang yang membuat well plan berdasarkan data2 seismic, geology dan data2 dari offset wells. Productnya adalah berupa well plan, drilling program dan prosedur, yang nantinya (setelah di approved oleh management atau pihak yang berwenang) akan digunakan oleh Company Man (Drilling Supervisor) di rig untuk melaksanakan drilling project tsb. Drilling engineer merupakan penasehat Company Man terutama dalam hal2 yang berhubungan dengan perhitungan2 engineering, apalagi kalau well plan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Drilling engineer umumnya memiliki latar belakang engineering (akademis), seperti teknik mesin, perminyakan, elektro, teknik kimia, teknik sipil, dsb. Drilling engineer umumnya di kantor, dan sekali2 berkunjung ke rig.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prok - prok - prok... "Apa Komentar Anda?"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...