A. WELL
KICK
Well
kick adalah suatu kejadian dimana cairan formasi masuk ke lobang bor. Jika well
kick tidak segera ditangani secara benar akan mengakibatkan semburan liar (
blow out ).
SEBAB-SEBAB
TERJADINYA WELL KICK
1. Lumpur
pemboran terlalu ringan
Dalam
hal ini tekanan hidrostatis lumpur lebih kecil dengan dari tekanan formasi.
2. Swabing effect
Terjadi efek penyedotan ( piston effect ) pada waktu cabut pipa/pahat. Hal tersebut
dikarenakan lumpur terlalu kental, gel streng terlalu tinggi atau pencabutan
terlalu cepat.
3. Hilang
Lumpur
Hilang lumpur
adakalanya terlalu besar
( bahkan loss total /
tak ada aliran
balik ). Sehingga permukaan lumpur dalam lobang bor turun yang
selanjutnya mengakibatkan tekanan
hidrostatis lumpur turun menjadi lebih kecil dari tekanan formasi. Hilang lumpur yang
besar kemugkinan diakibatkan oleh
porositas formasi yang besar, formasi bergua (cavernous) atau retakan retakan yang
lebar pada formasi.
4. Abnormal
Pressure
Formasi
bertekanan tinggi sehingga tekanan formasi melebihi tekanan hidrostatis lumpur.
GEJALA
TERJADINYA WELL KICK
Pada
umumnya well kick terjadi selalu diikuti
dengan gejala-gejala kenampakan di permukaan atau tampak pada peralatan
kontrol. Gejala tersebut dapat terjadi satu persatu atau beberapa gejala tampak
bersamaan.
1. Kecepatan
laju pemboran ( ROP )
Kecepatan
laju pemboran dapat tiba-tiba naik/cepat ( drilling break ). Hal ini terjadi
bila bor menembus formasi lunak. Tapi dapat juga karena formasi porous bertekanan tinggi. Sehingga tekanan formasi lebih tinggi dari tekanan hidrostatis
lumpur. Mengakibatkan cairan formasi masuk lubang bor.
2. Hilang
Lumpur ( loss circulation )
Hilang lumpur adakalanya terlalu besar (
bahkan loss total / tak ada aliran balik ). Sehingga permukaan lumpur dalam lobang bor turun yang
selanjutnya mengakibatkan tekanan
hidrostatis lumpur turun menjadi lebih kecil dari tekanan formasi. Sehingga hilang lumpur yang
besar dapat dikategorikan sebagai salah satu gejala well kick. Walaupun
tidak setiap hilang lumpur bisa menyebabkan well kick.
3. Gas
Cut Mud
Adanya
gas yang terjebak dalam lumpur yang dapat menyebabkan penurunan densitas
lumpur. Hal ini menandakan
adanya gas kick.
4. Water
Cut Mud
Adanya
influx fluida formasi berupa air asin ke dalam lubang bor. Hal ini dapat
ditandai dengan kenaikan kandungan ion Chlor dalam lumpur.
5. Aliran
balik
Terjadi
aliran balik ( flowing ) walaupun pompa dalam keadaan berhenti.
6. Volume
lumpur pada saat Cabut Masuk pahat
Perhitungan
volume lumpur pada waktu cabut masuk pahat, menunjukkan gejala gain.
B. KILLING WELL
Jika terjadi kick, maka akan segera tutup sumur ( shut
In Well ) pengamatan SIDP dan SICP serta
menyiapkan kill sheet untuk pencatatan data-data killing well .Pembacaan SIDP
tidak dapat dilakukan bila pada pipa bor ada katup balik atau float sub. Maka
pembacaan dapat dilakukan dengan cara :
1. Pompakan
sedikit lumpur dalam pipa bor, dengan harapan tekanan lumpur dapat membuka float
valve,Choke dibuka sedikit. Pada saaat float valve terbuka akan ada lonjakan
tekanan pada standpipe manifold ( stand pipe press ) yang sama dengan SIDP.
2. Pemompaan
singkat dengan kondisi tekanan pada casing constan ( SICP), dan kecepatan pompa
sama pada saat dilakukan SPR ( Slow Pump Rate ), Maka SPP = Press SPR + SIDP
SIDP =
SPP + Press SPR
KILL SHEET
WELL : TGL :
LOC :
Measure depth ------------- ft Original Mud weight -------- ppg
TVD ---------------------- ft
Kill Rate press (SPR pump #1) ------------ psi @ --------------- SPM
Kill Rate press (SPR pump #2) ------------ psi @ --------------- SPM
Kill Rate press (SPR pump #3) ------------ psi @ --------------- SPM
Kick Data
SIDPP -------------------- psi Pit Gain ------------------ bbls
SICP ---------------------- psi
Drill String Volume
DP capacity = ---------------bbls/ft x ---------------length DP ft = ------------------ bbls
HWDO cap = bbls/ft x ---------------length HWDP = ------------------ bbls
DC cap = ---------------bbls x -----------------length DC = ------------------ bbls
Annulus Volume
DC -- OH capacity ---------------------- bbls/ft x Length = --------------------------Bbls
HHWDP -- OH capacity ------------------bbls/ft x Length = -------------------------- Bbls
DP -- OH capacity ------------------------bbls/ft x Length = ---------------------------Bbls
DP -- CSG capacity -----------------------bbls/ft x Length = ---------------------------Bbls
Total Annulus volume -------------------------------------Bbls
Total Annulus open hole volume --------------------------Bbls
Pump Data
Pump out put #1 ---------------------bbls/stroke @ ------------------% efficiency
Pump out put #2 ---------------------bbls/stroke @ ------------------% efficiency
Pump out put #3 ---------------------bbls/stroke @ ------------------% efficiency
Surface to bit Stroke
Drill string volume ------------bbls -:- pump out put -------------bbls/strk = -------------- Stroke
Bit to Surface Stroke
Annulus volume --------------bbls -:- pump out put --------------bbls/strk = ------------- Stroke
Bit to Casing shoe
Tot Ann open hole -----------bbls -:- pump out put --------------bbls/strk = --------------Stroke
Maximun Allowable Mud Weight From LOT
Leak Off Test -------------psi, Mud Weight used -----------ppg
Casing point @ ------------ft (TVD)
Max allowable MW = ( LOT press ----psi -:- 0.052 -:- Csg shoe set ----ft TVD ) + MW used ---ppg
Maximun Allowable Shut In Casing pressure
Max allowable SICP (psi) = (Max allowable MW - MW used drill ) x 0.052 x csg shoe ft TVD
Kill Mud Weight ( KMW )
( SIDP -----------psi -:- 0.052 -:- Depth TVD --------ft ) + OMW ---------ppg = ---------ppg
Inicial Circulating Pressure ( ICP )
SIDP ------------------psi + SPR ------------------psi = --------------------- psi
Final Circulating Pressure ( FCP )
(KMW -----------ppg x KRP -----------psi ) -:- OMW --------ppg = ------------psi
Used to Calculate Press drop versus Stroke as KILL MUD is pumped to the BIT. There is 2 ways this can be done :
FIXED STROKE INTERVAL OR FIXED PRESSURE INTERVAL
Fixed Stroke Interval
Psi drop per stroke = ( ICP -------psi - FCP --------psi ) -:- surface to bit stroke = -------psi/strk
Psi drop/100 stroke = Psi drop /stroke x 100 ------------------------psi/100strk
Fixed Pressure Interval
Stroke per psi drop = Surface to bit ------------stroke -:- ( ICP--------psi - FCP---------psi )
Strokes/50 psi drop = Stroke/psi drop x 50
Trip Margin
Approximate Mug weight value to be added after Killing a Kick.
Trip Margin : Yp x 0.085 / ( Dh - Dp )
Yp : Yeld Point
Dh : Dia Hole ( inch)
Dp : Dia Pipe ( inch)
C. KICK ANALYSIS
- Formation Pressure (FP) pada kondisi Shut In Well dan Kick
FP psi = SIDP --- psi + ( MW --- ppg x 0.052 x Depth --- ft TVD)
Contoh : Shut In Drill Pipe = 500 psi MW in drill pipe = 9.6 ppg
Hole Depth = 10000 ft TVD
FP = 500 psi + ( 9.6 x 0.052 x 10000 ft )
= 500 + 4992 psi = 5492 psi
- Bottom Hole Pressure (BHP) pada kondisi Shut In Well dan Kick
FP psi = SIDP ----- psi + ( MW --- ppg x 0.052 x Depth --- ft TVD)
( sama dengan Formation pressure )
- Tinggi Influx ( Gain )
Tinggi Influx ft = Pit gain -- bbls -:- annular capacity --- bbls/ft
- Estimasi Tipe Influx
Influx weight ( ppg ) = MW ppg - ( ( SICP psi - SIDP psi ) )
( tinggi influx --ft x 0.052 )
Jika influx weight 1 -- 3 ppg = gas kick
4 -- 6 ppg = oil kick atau kombinasi dengan gas
7 -- 9 ppg = Salt water kick
Hydraostatic Press ( HP ) Decrease Cause by Gas Cut Mud
Metode #1
HP decrease = 100 x ( MW un cut mud ppg - MW gas cut mud ppg )
MW gas cut mud ppg
Metode #2 :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Prok - prok - prok... "Apa Komentar Anda?"